Jumat, 21 Oktober 2011

Memilih Payung yang Sesuai Ukuran Badan

Erlangga Djumena | Senin, 17 Oktober 2011 | 11:35 WIB
Dibaca: 1502
|
Share:
SHUTTERSTCOK.COM Ilustrasi
KOMPAS.com - Memproteksi diri, keluarga, dan harta benda terhadap risiko masa depan sudah menjadi kebutuhan wajib. Agar asuransi bisa memberi proteksi dan manfaat sesuai keinginan, Anda perlu memilah produk sesuai risiko yang ingin diproteksi.
Sedia payung sebelum hujan. Pepatah klasik ini selalu menjadi analogi umum yang disampaikan tenaga pemasaran asuransi maupun agen asuransi, untuk memberikan gambaran kepada calon nasabah tentang pentingnya berasuransi.
Anda tentu sudah hafal teknik tenaga pemasaran dan agen asuransi yang selalu mengingatkan mengenai berbagai risiko tidak terduga yang bakal ditemui di kemudian hari. Mulai dari risiko terpapar penyakit, mengalami kecelakaan lalu lintas, cacat anggota badan, hingga risiko kematian. Tak hanya itu, bayang-bayang pembengkakan biaya pendidikan untuk anak di masa depan pun tak menjadi persoalan jika mendapat perlindungan asuransi.
Sebenarnya, asuransi merupakan produk janji untuk mengganti sebagian kerugian finansial terhadap risiko yang terjadi secara tidak terduga pada pembeli produk asuransi (polis) di kemudian hari. Tak hanya perlindungan terhadap jiwa, asuransi juga memproteksi risiko atas harta benda yang dimiliki. Misalnya, risiko kebakaran rumah atau kecelakaan di jalan raya yang membuat kendaraan rusak parah.
Nah, agen dan tenaga pemasaran asuransi selalu mengingatkan kepada kita semua untuk mengantisipasi risiko itu dengan cara membeli produk asuransi. Untuk perlindungan jiwa, mereka menawarkan berbagai produk mulai yang konvensional maupun syariah. Di dalamnya terdapat berbagai jenis asuransi mulai kecelakaan, kesehatan, asuransi jiwa, juga asuransi pendidikan
Meski begitu sebenarnya banyak orang yang enggan mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk membeli produk asuransi. Golongan orang-orang ini merasa membeli potensi risiko di masa depan yang belum tentu bakal terjadi merupakan aktivitas membuang uang secara percuma. Toh, kalau risiko itu temyata tidak terjadi, uang yang ditanam di produk tersebut akan hangus.
Nah, sebelum memutuskan apakah Anda perlu membeli produk asuransi atau tidak, atau memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, sebaiknya Anda dan keluarga membuat kalkulasi. Silakan menyusun daftar berbagai risiko yang mungkin menimpa diri, anggota keluarga, dan harta benda, sehingga mendapat jaminan asuransi.
Perencana keuangan Shildt Financial Planning Risza Bambang menyatakan, setidaknya ada beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini.
Pertama, risiko kematian suami atau istri yang bisa berdampak negatif secara finansial bagi anak. Terutama menyangkut kelangsungan hidup mereka, maupun untuk mewujudkan keinginannya.
Kedua, risiko sakit, kecelakaan, cacat tetap, hingga terserang penyakit kritis, yang mungkin terjadi kepada suami atau istri. Kondisi ini secara fmansial bisa menggerus dana atau pendapatan keluarga. Maklum, biaya pengobatan dan perawatan terhitung cukup mahal.
Tak hanya itu, risiko ini juga langsung berdampak terhadap terganggunya penghasilan keluarga lantaran suami atau istri tidak bisa bekerja lagi dengan normal. Efek lanjutannya, masa depan anak dan kelangsungan hidup keluarga terganggu.
Ketiga, risiko kehilangan pekerjaan karena faktor internal, seperti kinerja si suami atau istri. Risiko ini juga bisa akibat faktor eksternal, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terjadinya krisis ekonomi atau perusahaan bangkrut. Kondisi ini pasti akan mengganggu rencana keluarga untuk membeli rumah dan mewujudkan impian lain.
Keempat, risiko kehilangan atau kerusakan barang berharga yang dimiliki. Misalnya rumah, motor atau mobil.
Kelima, risiko kematian orangtua, atau kakek dan nenek dari anak kita. Kondisi ini berpotensi mengganggu stabilitas perawatan anak selama bekerja.
Keenam, risiko kenaikan sewa rumah sehingga akan menambah biaya pengeluaran rumahtangga.
Ketujuh, risiko tidak terkontrolnya pengeluaran untuk aktivitas sosial, rekreasi, hiburan dan liburan. Kondisi ini membuat Anda dan keluarga kehilangan peluang melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan dan aset. (Syamsul Ashar, Tedy Gumilar/Kontan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar